Banjir deh

Setiap kali melihat atau mendengar rumah kebanjiram, paling yang ada di hati hanyalah rasa kasihan ke korban banjir, sambil bersyukur bahwa untung rumah gak kebanjiran.
Setelah 15 tahun tinggal di rumah Jatiasih, baru tahun ini ada kejadian rumah kebanjiran. Tahu tahu dari sela-sela keramik, air bermunculan. Mami dan Papi yang lagi nonton tv jadi kaget melihat barang di dapur pindah ke ruang tengah dan dengan satu teriakan mulailah rumah heboh mengangkat barang barang ke atas furniture yang lebih tinggi. Anak-anak pun giat mengangkat barang-barang dan yang agak aneh, mereka ceria sekali menghadapi banjir, sementara Mami Papinya malah mengeluh,
ngomel dan sebagainya. Apalagi ketika air sudah mulai masuk kamar,wah.. menyebalkan.


Ketika air sudah mulai surut, mulailah perjuangan membereskan rumah di mulai. KK dan Ade dengan happynya menggiring air keluar dari rumah dan kelihatan gak ada capeknya sementara Papi dan Mami sambil cemberut mengeringkan rumah. Banjirnya sendiri gak tinggi sih,cuma seperti air lewat, tapi itu saja sudah membuat rumah berantakan.


Yang Mami bingung, kenapa anak-anak bahagia sekali melihat banjir ini.
Usut punya usut, ternyata kebanyakan temen sekolah mereka rumahnya kebanjiran dan tiap kali banjir, mereka akan bercerita dengan semangat tentang senangnya main banjir dan membersihkan banjir. KK dan Ade yang baru saat ini mengalami banjir, tentu saja cuma bisa mendengarkan pengalaman mereka, sehingga ketika mengalami sendiri, mereka malah merasa senang karena ternyata mereka gak beda dari temannya.


Sederhana ya ternyata happy itu...

Komentar

Postingan Populer